Minggu, 30 Maret 2008

is this the real fact?

sometimes it's feel confusing... often i'm feel great, sometimes... but it's real fact in my mindset. life growth... lifes growth... i believe that... i will beat all. i promise...

Selasa, 07 Agustus 2007

my confess.....

7 Agustus 2007
Adikku akhirnya mulai memasuki juga dunia mahasiswa, di sebuah PT Negeri Semarang. Aku juga sudah mulai akrab lagi dengan Guh, kami mulai intens berkomunikasi, sekali waktu dia juga aku ajak keluar kos, kemungkinan dia akan banyak jenuh dengan skripsinya.
Namun disinilah letak kebingunganku, aku tahu aku mempunyai rasa khusus dengannya, tapi dalam keadaan seperti ini aku tidak bisa meningkatkan hubungan kami lebih jauh, sekali lagi aku hanya bisa memandangnya....
Kemarin kami berbicara serius masalah dahulu, ketika aku punya rasa yang sama seperti ini padanya, Guh bilang kalau dia juga punya rasa yang sama, tapi dia menungguku bicara, dan aku terlalu pengecut untuk bicara padanya.....
Tapi hari-hariku yang baru sudah lahir, aku harus bangkit lagi untuk menyemangati Guh, untuk mensupport diriku sendiri, untuk kebebasan..... I'am here for freedom....

Jumat, 20 Juli 2007

day to day.....


20 Juli 2007
beberapa hari ini aku tidak posting atau sekedar ke warnet, baca koran pun tak mampu kalau saj tidak ada perpustakaan. Aku kehabisan uang dan merasakan lagi nikmatnya jadi mahasiswa. Kampus ada Dies Natalis sampai tanggal 24 nanti, jelas bnayak kesibukan dan aku menyukainya, seperti ada yang mengobati kekecewaan demi kekecewaan yang terus bertumpuk jika dibiarkan mengendap.
Aku tidak tahu sampai kapan aku menyimpan "ketidak tegaan" yang sebenarnya mengoyak-ngoyak perasaanku sendiri..... Kemarin tanggal 19 Guh ulang tahun tapi aku belum bisa datang, belum sempat.
Aku sedang membuat penelitian pribadi tentang bahaya partai agama, depolitisasi agama dalam Pemilu, aku berharap ini akan dapat membuka mata banyak orang dan menghidupkan lagi nasionalisme yang mati terkapar. Aku tahu ini akan jadi kontroversi, apalagi jika publikasi dalam kampus, aku akan menghadapi teman-temanku sendiri, tapi inilah kemerdekaan.....

Kamis, 12 Juli 2007

-

12 Juli 2007
sudah seminggu sejak aku menulis terakhir kali, aku sibuk ingin memerdekakan diriku sendiri, dari perasaan yang menipu, dari nafsu tamak.
Memerdekakan diri sendiri memang sulit, apalagi dengan memerdekakan orang lain. Kita kadang terjebak pada anggapan kelaziman, mengganggap bahwa apa yang dilakukan orang lain adalah benar dan wajar, kita menjadikan orang lain sebagai Tuhan bagi diri kita, penentu apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita hasilkan.
Kemarin lusa aku ikut seminar temu muka kebangsaan yang di adakan oleh Kesbanglinmas Pemprov Jateng, hadir disana Aster Kodam IV Diponegoro dan beberapa orang KPU dan seorang tua yang mereka sebut dengan "sesepuh".
Kami diperlakukan seperti Pangeran; ditempatkan diruang ber-AC, makan daging, jajanan, dan ketika pulang diberi uang 70,000. Aku tidak menyentuh semuanya itu, aku hanya minum air putih, sementara yang lain makan, aku mencoba berpegang pada prinsipku bahwa mahasiswa bukan perampok, aku memisahkan diri dari teman-teman lain dan menulis.
Aku hanya merasa tidak patut makan enak sementara yang lain kelaparan, sementara yang lain masih menganggap bahwa kasur adalah barang mewah, kenapa kita harus ada diruang AC? bukankah lebih nikmat diudara terbuka?
Aku mendambakan mahasiswa mahasiswa yang kritis, seperti 1998 dulu, menghasilkan individu yang cakap menganalisa masalah, menindak lanjutinya dengan yang lebih riil, tanpa takut resiko apapun, selama ada kemungkinan bahwa rakyat akan lebih mendapatkan freedom.
Seminar itu cuma omong kosong besar....

Kamis, 05 Juli 2007

a step...

Kamis, Juli 2007
Dari beberapa percakapan-singkat dan panjang-, aku mengetahui bahwa seorang teman baru di tempatku ternyata mantan aktivis PRD dan LMND serta satu kelompok dengan pejuang-pejuang Papernas, organisasi yang punya keberanian yang aku salutkan daripada gaya gebrak gila organisasi agama fanatik yang membubarkan salah satu seminar kecilnya di Bandung dengan kebanggaan yang menggelikan.
Cerita-ceritanya sungguh membuatku bersemangat, aku diberinya buku Tinjauan tentang Das Kapital, uraian dari sobat Marx, Frederiech Engels. Membacanya membuat aku berpikir lama, mengapa ilmu yang sedemikian ilmiah dapat ditolak dengan dogma-dogma kefanatikan yang tanpa dasar? Selama jaman orde baru, mempunyai sebuah buku Marx sama dengan penjara atau dicap komunis, sedangkan untuk jadi komunis sejati, menurutku harus bisa memahami ini semua, paling tidak pendidikan intensif di Universitas selama 6 tahun. Sungguh pembodohan telah lama sekali mengakar...... Kelak akan aku uraikan disini isi buku Marx itu.
Teman baru ku itu juga-sebut namanya "S" berjanji mengenalkan aku pada kawan-kawan dari Papernas dan beberapa anggota PRD yang "terselamatkan" setelah Sri Bintang Pamungkas, Budiman Sujatmiko dan partai ini dibubarkan. Menurut kabar, PRD tetap hidup walaupun sedang kembang-kempis kumpulkan dana, mereka bersembunyi dalam kamuflase berbentuk teater kampus. "S" berharap aku bisa jadi penggerak penyemangat di Papernas atau PRD pecahan, tapi aku hanya ingin ada ditempatku sendiri, punya pemikiran dan arah perjuangan sendiri..... ini langkah awal, dan akan menjadi perjalanan beribu-ribu mil yang jauh dan melelahkan, tapi itulah perjuangan.

Selasa, 26 Juni 2007

no title..

25 Juni 2007
aku tidak pernah lagi aktif atau sekedar mampir di BAI, selama kurang lebih 6 bulan ini. aku berusaha keras menjadi diriku sendiri, karena inilah yang paling sulit dalam kehidupan kita : menjadi diri sendiri. aku menghindari doktrin-doktrin keagamaan yang saat ini bertentangan dengan pemahamanku bahwa agama bukanlah refleksi keTuhanan. Agama menurutku sudah menjadi sesuatu yang eksplisit terpisah dari spiritualitasnya sendiri. Agama sudah menjadi pembeda manusia, Islamkah dia, Kristenkah, Budha, atau Hindu. Toleransi beragama adalah omong kosong besar. Aku benci melihat kefanatikan pada agama, dengan menepikan unsur-unsur humanisme, menganggap diri sendiri teramat suci hingga pada praktisnya orang-orang yang menyebut dirinya ber Tuhan menjadi seperti tak berTuhan saja.
Ya, aku ateis kini, aku tidak pernah mempermasalahkan agama, perbedaan strata atas materi, jika saja tidak pernah ada penindasan, namun kni penindasan ibarat nafas, menjadi sesuatu yang dianggap wajar,... bedebah....
Maka dalam anggapanku, keadilan tidak akan pernah akan ada jika terus ada perbedaan (penindasan) yang fundamental. Solusinya jelas, perbedaan strata apapun harus hilang, atau dengan kata yang lebih ekstrim: ditumpas sampai habis.
Agama, hanya sekedar pelindung kebusukan-kebusukan prinsip, dari fanatisme sampai anarkis yang menjadi senjata genosida atas mereka yang dianggap kafir.
Aku bosan terus berdiam diri. Ini adalah bukti-bukti kemerosotan nilai, bahkan yang paling sakral sekalipun..........kehidupan jadi semakin gila dari hari ke hari, harus ada yang aku lakukan.....

Minggu, 24 Juni 2007

when i'm think.....


24 juni 2007

aku sadari bahwa diriku sendiri belum cukup mampu untuk membahas segala yang ada dalam pikiran secara mendalam, aku tahu hidup adalah pilihan, tetapi alangkah senang nya jika kita tahu, ada yang sejalur dengan kita. Dari sebuah kesempatan kita bisa ambil jutaan, ah bahkan miliaran manfaat, baik untuk diri kita ataupun hidup orang lain.

Akhir Agustus nanti, aku dikirim ke Manado untuk bertemu rekan-rekan yang punya point of view yang sejalur denganku, haus akan perubahan dan kesetaraan. Mencari teman dalam kesenangan adalah mudah, tapi teman yang senang berjuang bersama kita, itu yang sulit dicari......

Aku semakin muak oleh segala penindasan dengan bumbu-bumbu manis ini, muak dengan ketidak pedulian yang semakin menjadi dari waktu ke waktu yang terasa pendek. Di Semarang sendiri, ketidakpedulian tergambar nyata dalam SPA, proyek gila dengan dana miliaran, jika dulu Soekarno dianggap gila dengan proyek mercusuarnya, kenapa Sukawi Sutarip tidak dijebloskan ke RS Jiwa? Pedagang kaki lima yang terus menerus digusur, kasus johar, membuktikan bahwa pemerintah daerah sudah jauh jatuh dalam timbunan busuk kong-kalikong neo-liberalis.... Dulu aku pernah belajar : jika polybios benar dengan siklus pemerintahannya, maka saat ini aku golongkan negara ini dalam negara anarki..... Miris