Jumat, 20 Juli 2007

day to day.....


20 Juli 2007
beberapa hari ini aku tidak posting atau sekedar ke warnet, baca koran pun tak mampu kalau saj tidak ada perpustakaan. Aku kehabisan uang dan merasakan lagi nikmatnya jadi mahasiswa. Kampus ada Dies Natalis sampai tanggal 24 nanti, jelas bnayak kesibukan dan aku menyukainya, seperti ada yang mengobati kekecewaan demi kekecewaan yang terus bertumpuk jika dibiarkan mengendap.
Aku tidak tahu sampai kapan aku menyimpan "ketidak tegaan" yang sebenarnya mengoyak-ngoyak perasaanku sendiri..... Kemarin tanggal 19 Guh ulang tahun tapi aku belum bisa datang, belum sempat.
Aku sedang membuat penelitian pribadi tentang bahaya partai agama, depolitisasi agama dalam Pemilu, aku berharap ini akan dapat membuka mata banyak orang dan menghidupkan lagi nasionalisme yang mati terkapar. Aku tahu ini akan jadi kontroversi, apalagi jika publikasi dalam kampus, aku akan menghadapi teman-temanku sendiri, tapi inilah kemerdekaan.....

Kamis, 12 Juli 2007

-

12 Juli 2007
sudah seminggu sejak aku menulis terakhir kali, aku sibuk ingin memerdekakan diriku sendiri, dari perasaan yang menipu, dari nafsu tamak.
Memerdekakan diri sendiri memang sulit, apalagi dengan memerdekakan orang lain. Kita kadang terjebak pada anggapan kelaziman, mengganggap bahwa apa yang dilakukan orang lain adalah benar dan wajar, kita menjadikan orang lain sebagai Tuhan bagi diri kita, penentu apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita hasilkan.
Kemarin lusa aku ikut seminar temu muka kebangsaan yang di adakan oleh Kesbanglinmas Pemprov Jateng, hadir disana Aster Kodam IV Diponegoro dan beberapa orang KPU dan seorang tua yang mereka sebut dengan "sesepuh".
Kami diperlakukan seperti Pangeran; ditempatkan diruang ber-AC, makan daging, jajanan, dan ketika pulang diberi uang 70,000. Aku tidak menyentuh semuanya itu, aku hanya minum air putih, sementara yang lain makan, aku mencoba berpegang pada prinsipku bahwa mahasiswa bukan perampok, aku memisahkan diri dari teman-teman lain dan menulis.
Aku hanya merasa tidak patut makan enak sementara yang lain kelaparan, sementara yang lain masih menganggap bahwa kasur adalah barang mewah, kenapa kita harus ada diruang AC? bukankah lebih nikmat diudara terbuka?
Aku mendambakan mahasiswa mahasiswa yang kritis, seperti 1998 dulu, menghasilkan individu yang cakap menganalisa masalah, menindak lanjutinya dengan yang lebih riil, tanpa takut resiko apapun, selama ada kemungkinan bahwa rakyat akan lebih mendapatkan freedom.
Seminar itu cuma omong kosong besar....

Kamis, 05 Juli 2007

a step...

Kamis, Juli 2007
Dari beberapa percakapan-singkat dan panjang-, aku mengetahui bahwa seorang teman baru di tempatku ternyata mantan aktivis PRD dan LMND serta satu kelompok dengan pejuang-pejuang Papernas, organisasi yang punya keberanian yang aku salutkan daripada gaya gebrak gila organisasi agama fanatik yang membubarkan salah satu seminar kecilnya di Bandung dengan kebanggaan yang menggelikan.
Cerita-ceritanya sungguh membuatku bersemangat, aku diberinya buku Tinjauan tentang Das Kapital, uraian dari sobat Marx, Frederiech Engels. Membacanya membuat aku berpikir lama, mengapa ilmu yang sedemikian ilmiah dapat ditolak dengan dogma-dogma kefanatikan yang tanpa dasar? Selama jaman orde baru, mempunyai sebuah buku Marx sama dengan penjara atau dicap komunis, sedangkan untuk jadi komunis sejati, menurutku harus bisa memahami ini semua, paling tidak pendidikan intensif di Universitas selama 6 tahun. Sungguh pembodohan telah lama sekali mengakar...... Kelak akan aku uraikan disini isi buku Marx itu.
Teman baru ku itu juga-sebut namanya "S" berjanji mengenalkan aku pada kawan-kawan dari Papernas dan beberapa anggota PRD yang "terselamatkan" setelah Sri Bintang Pamungkas, Budiman Sujatmiko dan partai ini dibubarkan. Menurut kabar, PRD tetap hidup walaupun sedang kembang-kempis kumpulkan dana, mereka bersembunyi dalam kamuflase berbentuk teater kampus. "S" berharap aku bisa jadi penggerak penyemangat di Papernas atau PRD pecahan, tapi aku hanya ingin ada ditempatku sendiri, punya pemikiran dan arah perjuangan sendiri..... ini langkah awal, dan akan menjadi perjalanan beribu-ribu mil yang jauh dan melelahkan, tapi itulah perjuangan.